Mereka benar, kisah kita seperti drama. Saling tidak suka awalnya, kemudian jatuh cinta. Saling buang muka, padahal ingin memandang. Saling acuh, tapi rasanya ingin menyapa. Aku sambil tersenyum mengingatnya.
Kamu adalah keindahan. Kamu selalu bisa membuat aku terpana walau tanpa kehadiranmu.
Kamu tau, bercerita adalah hal favoritku, entah melalui lisan maupun tulisan. Bawel, katamu. Aku suka bercerita tentang kita.
Malam ini aku menghabiskan waktu menjelang tidurku dengan mengingat masa putih biru kita dulu.
Aku rindu melihat kamu tampil bersama band mu. Aku sangat rindu mendengar suaramu, bahkan teriakanmu.
Aku tidak pernah sadar kita terlihat jauh selama beberapa tahun, padahal kita sangat dekat.
Aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa kita begitu dekat ketika masa putih biru kita akan berakhir?
Aku tidak pernah sadar ada perasaan yang tak terungkap.
Tapi ternyata kita bertemu lagi di putih abu-abu, bahkan kita menimba ilmu dalam satu ruangan.
Kamu tau, aku pelupa.. Tapi entah mengapa aku selalu ingat hal tentang kita, bahkan hal kecil tentang kamu.
Aku cinta hari Jum'at, dan selalu ada hal membahagiakan yang terjadi di hari itu.
Aku tidak pernah sadar, beberapa Jum'at yang kulalui selalu bersama kamu. Aku masih ingat persis ritual pulang bareng kita saat SMA dulu.
Jum'at ku bersamamu selalu terasa lebih menyenangkan, aku baru menyadarinya.
Ada dua Jum'at yang berharga ketika bersama kamu, dan baru kusadari.
Aku ingat ketika suatu Jum'at kamu sakit, aku tidak suka melihat wajah pucatmu. Hari itu, kamu tidak mengikuti pelajaran sampai full seperti biasa. Kamu diantar pulang oleh Dani dan Mahdi, seingatku. Ketika mereka kembali, sampai dikelas Dani menghampiriku "Rumah Faizal jauh banget, Fik. Kata Faizal nanti dia jemput lu, fik. Jangan pulang duluan." Katanya. Aku terkejut karena kegilaanmu. Kalau tidak salah aku langsung sms kamu 20 menit sebelum bel pulang "Kamu dimana? Kata Dani mau jemput? Gausah, aku bisa pulang naik trans." Dan kamu langsung balas "Tunggu di portal, bentar lagi aku sampe." "Gausah, aku naik trans aja." Kamu balas "tunggu" dengan singkat dan tegasnya. Setelah 15 menit aku menunggu, kamu pun datang. Tidak se-ceria biasanya. Aku ingat betul wajah sakitmu waktu itu. Dan bodohnya, aku tidak memberi perhatian walau hanya sekedar ucapan. Lagi-lagi aku tidak menyadarinya ketika itu. Tapi kamu, diperjalanan pun berusaha mengeluarkan canda.
Kebodohan lain yang kulakukan di Jum'at berhargaku bersama kamu.
Hari itu kita pulang sekolah lebih awal, aku benar-benar ngotot ingin pulang naik trans. Tapi entah bagaimana bisa kamu malah menjemputku di trans citra.
Di perjalanan, selalu ada perbincangan. Tawamu yang selalu mengawalinya.
"Ko kamu ga nyari cewek?" Tanyaku disela candaan kita. "Ngapain nyari cewek, ceweknya ada dibelakang." Lagi-lagi aku ingat dan tidak sadar, malah dengan bodohnya aku bertanya "Mau main kemana kita" "Ke rumah aku aja yuk" katamu.
Aku ingat. Sampai rumahmu, sepi. Kamu masuk ke dalam mencari mamah tapi tak ada. Hanya ada kakakmu, kakakmu keluar dan aku salim, lalu aku dan kamu duduk.
Aku sibuk dengan handphoneku dan kamu hanya melihat. Tapi aku ingat wajah bahagia kamu, dan aku tidak sadar ketika itu. Kenapa selalu begini?
Dari sofa di ruang tamu kita beranjak ke teras, duduk di bangku dan gantian kamu yang sibuk dengan handphoneku dan aku hanya melihat. Aku ingat, kamu melihat galery fotoku satu per satu, jari kamu menggerakkan trackpad dan berhenti pada satu foto lalu berkata "cantik yang ini" dan dengan bodohnya aku bilang "makasih" sambil sok imut dan sambil mengotak-atik handphone kamu. Kenapa aku tidak menyadari hal-hal yang aku ingat?
"Ada sms nih" katamu sambil memberikan handphone padaku. Ternyata dari mamahku yang bertanya dimana keberadaanku, aku jawab dirumahmu lalu dengan tenangnya mamah selalu memberiku izin waktu untuk berlama-lama bersamamu, mamah memang menaruh kepercayaan besar padamu (hingga saat ini). Kamu kembali meng-obrak-abrik galery fotoku. "Ada sms lagi nih" katamu. Aku baca dan refleks berkata "Ini orang siapa sih sms terus, ganggu ga jelas." Kamu renggut handphoneku "Sini aku yang bales, aku ngaku cowok kamu ya." Katamu. Aku mengangguk.
Seingatku, kamu balas sms itu "Ini siapa? Gw cowonya fika, jangan ganggu dia."
Ketika sampai rumah, aku buka facebook; yang trend waktu itu. Langsung muncul nama kamu di home, dengan status: Akhirnya ditemenin juga. Seingatku sih. Entah buat siapa. Tapi aku baru menyadarinya 2 bulan setelah kamu menulis status itu, bodoh sekali Fik.
Hari Jum'at ku bersamamu selalu membahagiakan.
Andai waktu bisa diputar. Aku ingin menyadari hal-hal tentang kamu kala itu, bahkan hal kecil.
Dulu, aku anggap 'biasa' ketika kamu mengajakku kerumahmu.
Sekarang, aku rindu sekali ajakan kamu untuk kerumah.
Aku rindu pulang bersama kamu, yang kala itu kamu begitu perhatian. Padahal, siapalah aku?
2 hari berturut-turut, aku melewati jalan daerah rumahmu yang dulu pernah kita lewati bersama. Tapi, semua terasa beda. Rasanya, aku dan kamu jauuuhhhh sekali. Aku tidak pernah mempedulikan jarak sebelumnya, beda kota? beda daerah? beda provinsi? lalu kenapa? yang jadi masalah adalah jarak diantara kita, bahkan komunikasi kita pun kini berjarak. Aku benar-benar rindu kamu.
Aku hanya bisa mengenang kisah kita.
Kenangan terindah yang bahkan terlalu indah untuk dikenang.
Salam rindu, Faiz(ku). :)
0 komentar :
Posting Komentar